Iedul Adha tahun ini seperti biasanya, kami melaksanakan sholat Ied di Masjid dekat rumah kemudian melihat proses pemotongan hewan qurban baru setelah itu kami silaturrahim ke rumah kakak tertua. Tahun ini adalah lebaran pertama kami jalankan tanpa kehadiran orang tua, karena kakeknya anak-anak meninggal bulan Desember tahul lalu (2007), kalau ibarat anak ayam kami telah kehilangan induk hehe tapi Alhamdulillah silaturrahim tetap kami jaga karena kami (bunda) merupakan keluarga besar (11 bersaudara), kebayang deh kalau lagi kumpul semua dalam satu waktu wuiiih rammme banget tapi seruuu...Sementara orang tua dari Ayah ada di Tegal jadi nggak mungkin kami pulang kampung lagi.
Kali ini kami sholat di Masjid Raya Bani Umar yang baru saja diresmikan oleh Presiden SBY Oktober 2008 lalu, dan ini merupakan penyelenggaraan Sholet Ied pertama di masjid ini. Meskipun baru namun animo masyarakat sekitar komplek Bintaro luar biasa besar, jamaah membludak, masjid yang terdiri dari tiga lantai ini dipenuhi jamaah sampai tumpah-tumpah ke halaman masjid...(aer kali tumpah...), maklum disamping warga ingin sholat di masjid yang baru dan megah ini mereka juga ingin mendengarkan khutbah yang disampaikan oleh Prof. DR. Emil Salim mantan menteri kabinet era orde baru.
Begitu sampai di masjid ini kami hampir tidak kebagian tempat karena halaman telah penuh, sementara Ayah menuju barisan shaf laki-laki, bunda bertiga dengan Sufa dan Asa di barisan perempuan. Sebelum sholat ada peringatan melalui pengeras suara bahwasanya bgi ibu-ibu yang membawa anak-anak kecil harap menjaga ketenangan selama ibadah berlangsung. Waaah..memang banyak sekali anak-anak kecil ditambah lagi ada tukang jualan balon yang memanfaatkan moment untuk meraup keuntungan, jadilah banyak anak-anak kecil yang menenteng balon dan tidak sedikit yang menangis merengek minta dibelikan balon. Bunda sempet khawatir juga jangan-jangan nanti Asa atau Sufa ikutan merengek dan menangis...
Ternyata dugaan bunda keliru, terutama Asa, meskipun ada anak disamping kami yang memegang balon dia sama sekali tidak meminta dan kelihatan tidak tertarik, bahkan ketika balon si anak itu sempat mendekatinya karena terbawa angin dia nggak berani menyentuhnya, mungkin dia berfikir “itu kan bulkan milik aku..” Aiih pinternya, bunda sempat berfikir...aneh padahal kalau dirumah lagi pegang balon dia sama sekali nggak mau melepasnya bahkan sering rebutan sama kakaknya.Alhamdulillah Sholat Ied berjalan lancar meskipun banyak tangis anak-anak disana-sini sampai-sampai khutbahnya ngga kedengeran, tapi yang penting Asa nggak ikutan andil menyumbangkan tangisnya..Bravo Asa...
Tiba saatnya menyaksikan penyembelihan hewan qurban, kami menyaksikannya ngga usah jauh-jauh cukup di musholla belakang rumah yang mendapatkan 8 ekor kambing untuk disembelih sekalian melatih keberanian Sufa. Awalnya dia ngga papa tetapi lama-kelamaan dia menjauhi kerumunan orang sambil menggigit jari dengan mata berkaca-kaca, trus dia bilang “Bunda, kenapa sih kambingnya harus dipotong, kan kasihan?”, Bunda menjelaskan sebisa mungkin agar mudah diterima logika dia, agak sulit karena dila lebih kasihan sama kambingnya ketimbang harus mendengarkan penjelasan bunda, setelah itu dia maksa minta pulang dan tidak mau menyaksikan sampai selesai sementara adiknya malah merengek ngga mau pergi...ahh kontradiktif, maklum adiknya belum ngerti, judulnya dia cuma mau lihat kambing..titik.
Banyak hikmah yang bisa kita ajarkan kepada si kecil seputar ritual pemotongan hewan qurban yang merupakan simbol kepatuhan ummat manusia terhadap Rabbnya. Kita bisa mengenalkan kepada mereka salah satu bentuk ketaatan manusia kepada Allah melalui moment Iedul Adha ini, dengan begitu perlahan-lahan anak akan mengerti bahwa apa yang sekarang jadi miliknya suatu saat harus direlakan untuk menjadi milik orang lain atau bahkan hilang sekalipun. Dalam hal ini nilai-nilai keikhlasan harus kita tanamkan sejak dini supaya anak menjadi terbisa berbagi tanpa merasakan kehilangan.
Sampai di rumah, pertanyaan-pertanyaan seputar kambing dan qurban terus mengalir dari mulut mungil Sufa, tinggal bunda dan ayah yang kewalahan meladeni pertanyaannya tanpa sempat makan hehehe...dasar anak-anak.
1 komentar:
Bunda numpang baca dan belajar ya dan sekalian ijin komen. semoga artikelnya membawa berkah untuk yang baca dan terutama untuk bunda yg telah bersusah payah menulis.
Amin3x
thanks .
admin
Home Appliances and Home Improvement
Posting Komentar