Sampai saat ini masih banyak orang yang beranggapan bahwa tugas ayah adalah mencari nafkah dan tugas ibu adalah mengurus rumah tangga dan anak-anak dimana seorang ayah seharian berada sirumah dan seorang ibu sehari semalam berada dirumah. Tetapi seiring dengan perkembangan arus informasi dan teknologi dimana saat ini banyak para ibu juga ikut bekerja dengan tujuan yang beragam antara lain untuk membantu perekonomian keluarga, sebagai aktualisasi diri, mengisi kekosongan waktu atau bahkan hanya sekedar mengikuti tren emansipasi dengan pengertian yang salah kaprah (nggak mau kalah sama kaum Ayah). Terlepas dari itu semua, seorang ibu tetap memiliki fitrah yang tidak dapat ditolak yaitu dari mulai hamil, melahirkan, menyusui sampai mengurus rumah tangga.
Melihat fenomena ibu bekerja saat ini maka tanggung jawab mengurus rumah tangga dan anak-anak tidak lagi dapat diserahkan begitu saja kepada sang ibu tetapi harus ditangani bersama sehingga ayahpun ikut memantau perkembangan anak-anaknya. Dalam hal ini ayah dan ibu harus saling bersinergi demi mewujudkan keluarga sakinah yang didambakan.
Hasil riset dan para psikologi banyak yang menyatakan bahwa peran ayah sangat penting dalam pertumbuhan seorang anak. Ikatan emosional antara ayah dan anak, ditentukan salah satunya oleh interaksi
antara ayah dan anak itu sendiri. Interaksi yang baik antara anak dan ayah ini, dikatakan sangat mempengaruhi kecerdasan emosional seorang anak yang membuatnya tumbuh menjadi sosok dewasa yang berhasil.
Bagaimana seorang ayah yang sibuk bekerja di luar tetap bisa mempererat dan menjalin ikatan emosional ini?, Banyak kendala yang dihadapi seorang ayah untuk meluangkan waktunya merawat anak karena kesibukan di luar.
Di bawah ini adalah tips-tips bagi Anda.
1. Persiapkan diri Anda sedini mungkin sejak istri Anda hamil
Seorang suami sudah terlibat dalam pembuahan seorang anak, yang menjadikan istrinya mengandung. Masa kehamilan selama 40minggu ini dapat Anda gunakan untuk mempersiapkan diri Anda sebagai seorang ayah. Berperan aktif lah sebagai seorang suami sekaligus calon ayah dengan membantu kehamilan istri.
Mengikuti persiapan persalinan berupa senam, membaca buku bersama mengenai kehamilan, cara merawat bayi atau berbelanja bersama untuk menyambut kelahiran sang bayi. Bila memungkinkan temanilah istri Anda dalam persalinan. Melihat langsung perjuangan istri Anda, dan detik-detik terdengarnya tangisan bayi yang lahir ke dunia ini, akan menambahkan rasa sayang dan kasih Anda baik kepada istri maupun anak Anda.
2. Ikut aktif merawat bayi
Cobalah ikut aktif merawat bayi Anda. Salah seorang peneliti menemukan bahwa para ayah yang mulai mengganti popok, memandikan, dan mengasuh bayi mereka sejak dini, akan besar kemungkinan melakukan kegiatan semacam itu pada bulan-bulan selanjutnya karena sudah terbiasa melakukannya.
Kebiasaan ikut aktif sang ayah dalam merawat bayi akan terbentuk. Anda akan menemukan saat-saat indah dalam masa ini. Anda bisa memandikan, mengganti popoknya, mengajak bermain setelah disusui dan meninabobokan. Awaknya memang sulit tetapi apabila dilakukan terus menerus maka anda akan menikmatinya, hal seperti ini lebih dikenal dengan istilah breast feeding father. Lama kelamaan bayi Anda akan semakin merasakan kehadiran Anda, mengenali sosok wajah Anda, suara Anda dan bau ayahnya.
Tips bagi ibu...,
biarkanlah suami Anda ikut merawat dan mengasuh dengan
gayanya sendiri, Anda bisa memberikan dukungan dan dorongan agar suami akan semakin perrcaya diri dalam merawat bayinya. Memberikan masukan dan membetulkan cara merawat akan menambah smooth.
Bagi keluarga yang mendapatkan pertolongan dari nenek atau saudara lainnya, usahakan lah jangan sampai menganggu porsi sang ayah dalam ikut aktif merawat bayi. Give him the space.
3. Bermain bersama
Ketika bayi Anda bertambah usia, lewatkan waktu bersama untuk bermain, membaca buku atau melakukan aktivitas yang menyenangkan bagi bayi Anda yang mulai merangkak, mulai belajar berbicara atau berjalan. Ciptakanlah permainan-permainan yang menggairahkan, yang digemari seperti kuda-kudaan, pesawat terbang atau petak umpet, apabila anak anda sudah memasuki usia prasekolah bisa juga membacakan dongeng sebelum tidur, mewarnai atau melakukan keterampilan menggunting, menempel secara bersama-sama.
4. Terlibat dalam kehidupan sosial anak Anda
Ketika anak Anda mulai beranjak usia sekolah, dia akan memulai kehidupan sosial yang baru. Usahakan terlibat dalam kehidupan sosial anak Anda, dengan mengenali misalnya nama teman-temannya, dengan siapa dia bergaul, aktivitas yang dia lakukan bersama temannya atau nama guru TK/SD nya.
5. Jadilah pendengar yang baik
Kesibukan kerja terkadang membuat Anda mengabaikan cerita-cerita anak Anda. Berikan keseimbangan antar kerja dan keluarga, atau usahakan jangan membawa pekerjaan ke rumah. Luangkan waktu 5 menit saja untuk
mendengarkan celotehannya dan mengerti betul isi cerita itu.
Jangan hanya 'meng-iyakan' agar cerita anak itu lekas selesai atau mengatakan nanti ayah sedang sibuk.
Sebersit wajah kecewa akan nampak dan membuat anak akan semakin malas untuk bercerita pada anda. Akhirnya
kebiasaan bercerita dan sharing dari anak akan menghilang. Jadi jangan Anda mengeluh bila anak Anda tidak terbuka suatu hari nanti, karena kebiasaan ini dimulai dari respon Anda sebagai pendengar yang baik atau tidak.
Dengan menjadi pendengar yang baik, disamping keterbukaan, Anda akan menjadikan anak Anda dapat mengekspresikan dan cakap dalam mengungkapkan sesuatu.
6. Komunikasi yang baik
Bila Anda dinas luar atau tinggal terpisah berjauhan dengan anak Anda, usahakan lah tetap menjalin komunikasi dengan baik, melalui telepon atau chatting internet. Tunjukkan perhatian Anda, rasa sayang Anda melalui telepon, sms atau melalui surat.
Juga Anda bisa menggunakan moment ini sebagai pendewasaan bagi anak Anda. Misalnya dengan mengatakan Ayah akan pergi selama beberapa hari, ayah minta tolong yah agar Arif menjadi
anak baik dan menjaga ibu.
Anak akan merasakan dia dipercaya dan bertanggung jawab atas tugas-tugas tertentu.
7. Percayai anak Anda dan berikan kebebasan
Jadilah seorang ayah yang memberikan kebebasan dan dapat mempercayai anak Anda. Kepercayaan Anda akan menjadikan dia tumbuh menjadi anak yang percaya diri dan mandiri. Janganlah mendikte dia untuk melakukan
A. Tapi cobalah memberikan dia pilihan, misalnya Arif mau A atau mau B?
Dan tetaplah membuka kemungkinan pilihan lain selama pilihan itu tidak bertentangan dengan hal prinsip.
Dari masalah yang sepele mulai dari pilihan memakai kaos kaki, baju atau memilih sekolah. Dia akan merasa dihargai dan bertanggung jawab terhadap pilihannya.
Sebagai seorang ayah, Anda bisa membimbing dan memantaunya.
8. Penuhilah sesuai kebutuhannya.
Bertambah dewasa seorang anak, akan semakin bertambah kebutuhannya, semakin beragam dan variatif. Jangan Anda paksakan dan menganggap dia masih kecil sehingga memperlakukan sebagai seorang bayi.
Mereka membutuhkan perlakuan sesuai dengan usianya.
Kebutuhan seorang bayi tentunya berbeda dengan kebutuhan seorang anak usia sekolah, juga berbeda kebutuhan anak menjelang remaja dengan kebutuhan anak usia sekolah dan seterusnya. Cobalah Anda memahami kebutuhan anak Anda, dan tidak menganggapnya sebagai your sweety selalu.
Demikianlah sedikit gambaran mengenai kiat-kiat agar Anda bisa semakin aktif berinteraksi dengan anak Anda. Jangan lewatkan masa-masa pertumbuhan itu, you won't get it back if you miss it.
Sumber Balitacerdas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar